• Menjadi partner
  • 0078033212324
  • Indikator membantu trader untuk membuat prediksi. Oleh karena itu, para trader Forex menggunakan jenis-jenis indikator yang berbeda tergantung pada keadaan pasar. Indikator tren digunakan untuk membuat perkiraan dan mendapatkan sinyal pada pasar trending/sedang tren. Tapi apa yang bisa digunakan oleh trader pada pasar flat?

    Saat pasar sedang flat/datar, trader bisa menggunakan osilator untuk menganalisa pasar. Pada topik ini, Anda akan mempelajari tentang tiga osilator yang paling terkenal: stochastic, RSI dan MACD.

    Trading Forex dengan Stochastic

    Stochastic merupakan salah satu osilator yang paling terkenal di dunia, yang membantu para trader untuk mengerti arah pergerakan harga. Osilator ini duganakan di Forex, saham, dan crypto trading.

    Indikator stochastic memungkinkan kita untuk menunjukkan beberapa kunci:

    • Level harga ynag sangat tinggi atau sangat rendah

    • Divergence

    • Sinyal tren reversal.

    Osilator stochastic berisi dua garis yang menunjukkan skala dari 0 sampai 100.

    • Garis pertama dikenal sebagai % K, menunjukkan harga penutupan saat ini dan hubungannya dengan kisaran harga yang telah Anda pilih.

    • Garis kedua dikenal sebagai % D, merupakan sebuah Simple Moving Average (SMA) yang dihitung dari dasar garis % K.

    Parameter dari indikator bisa diganti bergantung pada pilihan personal Anda.

    Sinyal utama yang dikeluarkan oleh stochastic adalah overbrought (keadaan jenuh beli) atau oversold (keadaan jenuh jual).

    • Semua yang berada di atas 70 disebut overbought.

    • Semua yang berada di bawah 30 disebut oversold.

    Sinyal terbaik yang dikeluarkan stochastic adalah saat garisnya melampaui zona overbought atau zona oversold pada saat harga sedang naik atau sedang turun.

    Apa Itu Divergence?

    Divergence adalah keadaan saat harga dan indikator bergerak pada arah yang berbeda. Saat harga bergerak ke suatu arah (misalnya naik), sedangkan indikator bergerak ke arah lain (misalnya turun), maka trader mendapat sinyal bahwa arah harga (bullish) akan segera berubah (jatuh).

    Forex Trading dengan RSI

    Relative Strength Index (RSI) atau Indeks Kekuatan Relatif adalah salah satu kunci osilator kunci yang digunakan di seluruh dunia.

    Dengan bantuan dari RSI, trader bisa menganalisis kekuatan atau kelemahan dar kondisi harga pasar saat ini. Indikator ini berbasis pada penggunaan harga penutupan pada periode waktu tertentu. RSI ditunjukkan dengan skala dari 0 sampai 100.

    • Semakin dekat RSI dengan 0, maka tren bearish semakin kurang aktif (trader mempertimbangkan untuk membeli/buy)

    • Semakin dekat RSI dengan 100, tren bullish semakin kurang aktif (trader mempertimbangkan untuk menjual/sell)

    Secara stAndar, parameter indikator diatur selama 14 hari. Nilai ini bisa diganti di pengaturan indikator.

    Menggunakan Indikator Forex MACD

    Moving Average Convergence/Divergence (MACD) juga merupakan salah satu osilator yang terkenal di seluruh dunia. Indikator ini dibuat oleh Gerald Appel pada tahun 1979. Ide utama dari pembuatan indikator ini adalah agar MACD bisa menunjukkan kekuatan tren, arah, momentum dan durasinya.

    MACD berisikan tiga komponen sederhana:

    • Garis MACD;

    • Garis sinyal;

    • Grafik Batang.

    MACD menghasilkan sinyal pada tiga keadaan:

    1

    Saat memotong garis sinyal;

    2

    Saat memotong garis nol;

    3

    Divergence.

    1

    Saat memotong garis sinyal.

    Jika garis MACD memotong garis sinyal, seorang trader bisa mengharapkan pembalikan/reversal harga yang tajam. Jika MACD memotong garis sinyal dari bawah ke atas, harga diperkirakan akan naik. Jika garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah, maka harga diperkirakan akan turun.

    2

    Memotong garis nol.

    Jika MACD memotong garis nol dari bawah ke atas, harga diperkirakan akan naik. Jika garis MACD memotong garis nol dari atas ke bawha, harga diperkirakanakan turun.

    3

    Divergence.

    MACD divergence bekerja dengan cara yang sama persis dengan stochastic. Jika MACD naik tapi harganya turun, maka trader bisa memprediksi pergerakan harga akan naik di masa depan. Begitu juga sebaliknya, jika MACD turun tapi harganya naik, trader bisa memprediksi penurunan harga di masa depan.

    Artikel terkait